ROKAN HULU – Pendidikan formal harus ditempuh oleh setiap orang agar memiliki bekal untuk dapat mempertahankan hidupnya dan memenuhi kebutuhan primernya. Karena kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi manusia yang harus terpenuhi. Dewasa ini kita sedang menghadapi era revolusi industri keempat yang dikenal dengan istilah revolusi industri.
Pada era ini terjadi perubahan yang begitu pesat dalam tatanan kehidupan manusia tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Era revolusi industri atau dikenal juga dengan era digital terjadi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan secara penuh (internet of things, artificial intelligence, human machine interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing) sehingga proses pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu, kapan pun dapat belajar dan dimana pun adalah tempat belajar.
Menurut Rektor Universitas Pasir Pengaraian (UPP), Dr Hardianto MPd CPCT, Jumat (08/11/2024) mengatakan, ada tiga hal yang perlu diubah dari sisi edukasi di Indonesia yakni, Mengubah sifat dan pola pikir anak-anak muda generasi milenial Indonesia saat ini; Pentingnya peran sekolah/kampus dalam mengasah dan mengembangkan bakat generasi penerus bangsa; dan Pengembangan kemampuan institusi pendidikan untuk mengubah model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini.
“Tantangan kita kedepan tidak hanya berbicara terkait bagaimana memperoleh pendidikan dengan mengandalkan kemampuan kognitif semata di bangku sekolah tetapi juga bagaimana memperoleh keterampilan yang mumpuni dalam menjawab tantangan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja yang sudah sebagian besar berbasis teknologi,” paparnya.
Selain itu, kata Hardianto, guna meningkatkan kualitas pendidikan di era revolusi industri, dalam menjawab tantangan itu maka diperlukan perubahan pola pikir dengan cara mengikuti arus perubahan teknologi informasi namun masih tetap mengedepankan karakter. Dengan memperbanyak literasi dan numerasi yang dibarengi dengan kemampuan 4C (critical thinking, communication, collaboration, creativity and innovation) diharapkan mampu menjadi generasi pencipta lapangan kerja bukan pencari kerja.
“Penting juga diperlukan penguatan pendidikan karakter dengan mampu mengolah 4 (empat) hal yakni olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga sehingga perkembangan teknologi informasi tak akan pernah mampu menggantikan manusia namun menjadi alat bantu dalam mempercepat proses perubahan,” ucap Hardianto.
Sejatinya pembelajaran di era revolusi industri merupakan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di mana saja dan kapan saja (learning can be taken place anytime anywhere), dilaksanakan secara personal (learning will be personalized to individual students), pembelajaran langsung melalui pengalaman lapangan seperti magang, bimbingan proyek dan proyek kolaborasi.
“Juga pembelajaran berbasis proyek (students will be exposed to more project-based learning) seperti, Pembelajaran berupa aplikasi praktik, Pembelajaran dievaluasi bukan diuji, Kepemilikan pembelajaran oleh siswa/mahasiswa, dan Pembelajaran yang selalu membuka ruang untuk peserta didik dalam berinovasi serta berkreasi,” ungkapnya.