PASIRPENGARAIAN – Menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi mampu meningkatkan pola pikir sehingga menjadi Growth mindset. Karena Growth mindset adalah sebuah pola pikir yang yakin terhadap perubahan dimasa yang akan datang.
“Orang yang memiliki growth mindset adalah orang-orang yang bisa mengubah dirinya, karena dia yakin bahwa semuanya bertumpu pada kemauan. Orang-orang yang memiliki growth mindset akan lebih optimis, akan lebih percaya diri dibandingkan dengan orang orang yang fixed mindset,” ungkap Rektor UPP, Dr Hardianto MPd CPCT, Senin (20/04/2024) petang.
Jika growth mindset sudah tertanam didalam diri anak tentunya karakter, pola pikir seorang anak berubah dengan lebih bagus. Karena pola pikir seorang anak akan semakin meningkat, jujur, disiplin dan mampu bekerja keras dalam melakukan perubahan yang lebih baik demi masa depannya.
“Melanjutkan pendidikan anak ke jenjang yang lebih tinggi mampu perkuat mindset baru. mindset ini menjadi sangat penting. Karena hal ini akan tergantung bagaimana cara berpikir dan cara memandang masa depan itu agar menjadi lebih baik,” tambah Hardianto.
Orang nomor satu di UPP itu lebih lanjut mengatakan, denga melanjutkan pendidikan anak tentunya menambah soft skill dan kompetensi baru. Hardianto mengaku, UPP adalah salah satu ladang persemaian yang kondusif bagi anak untuk bisa memacu hard skill dan soft skill. Hal itu untuk memacu orientasi masa depan dan mampu mendorong perubahan mindset baru bagi anak.
“Di UPP seorang anak juga dididik yang bakal mampu menciptakan sejarah-sejarah baru, dan menebar inspirasi. Menurut pernyataan Ki Hadjar Dewantara, setiap orang adalah guru dan setiap rumah adalah sekolah. Artinya, bahwa di manapun harus belajar. Belajar untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu, dan pengalaman sebagai bekal untuk bisa menebar inspirasi,” ungkapnya.
Hardianto berharap peran dan kerja sama orangtua untuk melanjutkan pendidikan anaknya di UPP hendaknya terus meningkat dan kampus akan selalu menebarkan manfaat yang kontekstual dan selalu aktif untuk menggali pengetahuan.
“Ingat, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Manfaat selalu dinamis, manfaat kontekstual, tergantung pada dimensi ruang dan waktu,” katanya.