PASIRPENGARAIAN – Merasa tak terima anaknya ditampar oleh oknum Kepala SMP Negeri Islam Teknologi (SMPN Istek) Rambah, seorang wali murid mengaku akan melaporkan kejadian itu ke pihak terkait yang ada di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.
Salah satu orang tua siswa, Jefrizal mengungkapkan, bahwa peristiwa penamparan terhadap anaknya itu terjadi pada Jumat 10 Maret 2023. Awalnya, oknum Kepsek tersebut diduga emosi lantaran kaki meja yang diangkat anaknya bersama teman sekolah anaknya patah.
“Pertama anak saya disuruh mengangkat meja bersama temannya, karena meja terlalu berat sehingga tak terangkat dan jatuh, lalu kaki mejanya patah. Kemudian alasan oknum Kepsek itu menampar anak saya, bahwa anak saya menggoda ustadzah. Ketika saya tanya ke anak saya, bahwa dia menggoda ustadzah itu tidak benar,” jelasnya.
Jefrizal yang akrab dipanggil ucok itu mengaku sangat kecewa atas perbuatan oknum Kepala SMPN Istek Rambah tersebut. Karena menurutnya, menghukum anaknya yang saat ini berada di VIII itu dengan cara menampar bagian pipi dan mendorong kening tidaklah pantas dilakukan oleh seorang pendidik.
“Kami tidak terima anak kami dihukum dengan cara ditampar. Kami mengantarkan anak kami ke SMPN Istek itu supaya anak kami di didik dengan baik. Tetapi kalau dengan cara ditampar kami pun bisa mendidiknya dirumah. Karena menurut kami, tidak ada lagi peraturan di sekolah untuk mendidik anak dengan cara menampar atau dengan cara kekerasan,” tegasnya.
Wali siswa itu meminta dan berharap kepada instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan untuk mengeluarkan oknum kepala SMPN Istek Rambah itu dari sekolah. “Informasi yang kami terima dan kami dengar oknum Kepala SMPN Istek Rambah ini tidak sekali dua kali ini lagi menampar siswanya,” ucap Jefrizal.
Sementara itu, Kepala SMPN Istek Rambah Ismail didampingi Bagian Keamanan dan Komite Sekolah saat dikonfirmasi mengaku gagal sehingga sampai terdorong melakukan hal itu. Dia juga mengatakan bahwa catatan hitam terhadap siswa itu disekolah juga banyak.
“Sebelum kejadian ini, kami dari pihak sekolah sudah pernah memanggil orangtua siswa itu terkait tingkah laku anaknya melempar bola lampu hingga pecah dan sewaktu di asrama ketahuan menonton film porno. Kami sudah pernah memanggil ortu siswa tersebut, namun tidak mendukung sekolah dan tetap membela anaknya,” ucap Ismail.